Kisah Menyedihkan, Perjuangan Tan Danli Seorang Gadis Kecil yang Hidup di Hutan
Seperti yang kita ketahui semua, bahwa kini zaman semakin mengalami kemajuan
saja. Kemajuan zaman pada saat ini telah membawa pengaruh yang sangat besar
pada kehidupan, dimana semua bidang kehidupan kini telah berkembang sangat
pesat. Nah, dengan kemajuan zaman seperti ini maka kita telah dimanjakan dalam
berbagai hal. Jika pada zaman dulu, kita harus dituntut untuk memasak jika
ingin makan, namun berbeda halnya dengan sekarang. Sekarang ini sudah banyak
sekali makanan cepat saji yang bisa memudahkan kita semua. Bahkan untuk
mencapai ke tempat yang akan dituju pun kini sudah sangatlah mudah, kerana kini
sudah tersedia beragam kendaraan.
Namun, tahukah anda ternyata di zaman modern seperti
ini masih ada saja orang yang hidup belum pernah sama sekali merasakan kemajuan
zaman. Mereka semuanya hidup layaknya kehidupan pada zaman dahulu. Untuk makan
saja mereka harus mencari terlebih dahulu di hutan. Bahkan yang lebih memilukan
mereka harus berjalan dengan jarak yang tidak dekat untuk mencapai pada tempat
yang akan dituju. Entah apa yang membuat mereka tidak bisa menikmati kehidupan
modern seperti ini, yang pasti jika dilihat dari kacamata lain meskipun hidup
jauh dari kata kemewahan tetapi mereka semuanya tetap bertahan hidup dan terus
menjalani hidupnya dengan penuh semangat. Justru dengan kehidupan seperti itu
mereka tidak pernah mengeluh sama sekali, berbeda halnya dengan orang-orang
yang hidup pada zaman sekarang ini.
Nah, di bawah ini ada kisah yang sangat menyedihkan
dari seorang gadis kecil yang setiap arinya hidup di hutan. Meskipun hidup di
hutan tetapi ia masih tetap bisa menjalani hidunya dengan penuh semangat. Untuk
lebih jelas anda bisa langsung simak kisahnya di bawah ini.
Suku
Maonan, daerah otonomi khusus Guanggxi Desa Chaimen, Nanxiang hiduplah seorang
gadis kecil bernama Tan Danli. Gadis kecil kini berusia 8 tahun dan selama ini
ia hanya hidup disebuah hutan jauh dari tempat tinggal penduduk lainnya. Tan
Danli hidup bersama seorang laki-laki yang ia akui sebagai ayah. Namun, pada
kenyataannya laki-laki tersebut bukanlah ayah kandungnya melainkan seorang ayah
angkat. Sampai saat ini gadis kecil tersebut tidak pernah mengetahui dimana
orang tua kandungnya.
Menurut laki-laki yang mengasuhnya tersebut, Danli
pada saat itu ditemukan di sebuah stasiun kereta api Jinchengjiang. Pada saat
itu ayahnya tersebut melihat sebuah bungkusan kecil, dimana pada bungkusan
kecil tersebut terdengar suara tangisah seorang bayi, lalu tanpa pikir panjang
lagi ayah angkat Danli tersebut membawa dirinya pulang ke rumah.
Dari dulu sampai sekarang Danli tidak pernah hidup
dalam kemewahan berbeda halnya dengan anak-anak pada zaman sekarang. Danli
bersama sang ayah hanya tinggal disebuah rumah yang tidak layak huni, dimana
atap rumah tersebut sudah bocor.
Sebenarnya, ayah angkat Danli adalah seorang dokter
hewan, pada saat itu ia membantu semua hewan penduduk sekitar yang mengalami
gangguan. Namun pada beberapa tahun kebelakang, pemerintah setempat mengeluarkan
subsidi buat pendudut untuk membangun rumah. Tetangga-tetangga disekelilingnya
semuanya pindah, dan hanya keluarga Danli lah yang masih hidup disana karena
mereka tidak memiliki uang cukup untuk membangun rumah di luar hutan.
Berjalan Kaki Selama 2
Jam Ke Sekolah dan Melolong Seperti Srigala Untuk Melindungi Diri
Meskipun bocah tersebut hidup
dalam kesengsaraan, tetapi ia memiliki semangat yang besar untuk sekolah. Jarak
rumah ke sekolahnya sangatlah jauh dimana ia harus menempuh waktu selama 2 jam
untuk bisa sampai ke sekolahnya, dan ia tetap jalani dengan penuh semangat
meskipun pada saat itu ia harus berjalan kaki. Danli di sekolah merupakan anak
yang pintar, di kelasnya gadis kecil itu berhasil meraih ranking 2. Dan
keberhasilannya ini ia persembahkan untuk sang ayah, karena dengan cara inilah
dirinya bisa membalas budi pengorbanan ayah angkatnya tersebut. Setelah lulus
dari sekolah pun ia memilki cita-cita yang sangat mulia, dimana dirinya ingin
bekerja untuk membahagiakan ayahnya dan merubah kehidupan mereka berdua.
Seperti yang kita ketahui di hutan merupakan tempat
binatang-binatang buas tinggal. Namun, Danli yang setiap harinya berjalan jauh
menelusuri hutan untuk bisa sekolah tidak merasa takut sama sekali, pada saat
itu ia melindungi dirinya dari binatang-binatang buas yang setiap saat akan
menerkamnya dengan belajar melolong. Ia meyakini bahwa suaranya tersebut mampu
membuat binatang buas lainnya merasa takut dan tidak berani untuk mendekatinya.
Tidak jarang gadis kecil ini juga selalu terpeleset ketika dalam perjalanan dan
membuat kakinya terluka, namun meskipun begitu ia tidak pernah merasa mengeluh
sama sekali.
Merawat Ayahnya yang Sedang Sakit dengan Penuh Kasih
Sayang
Sepulang sekolah jika anak-anak
seusianya bermain bersama anak-anak yang lainnya, tetapi berbeda halnya dengan
Danli. Dimana setelah pulang sekolah Danli harus merawat ayah angkatnya kerana
ayahnya tersebut sedang sakit. Pada saat itu ia mengerjakan pekerjaan rumah
sendiri, dari mulai menyiapkan makanan untuk ayahnya dan juga menggembala
hewan-hewan ternak. Dan hewan-hewan ternak tersebutlah yang menjadi temannya
selama ini, karena di sekolah Danli tidak memiliki teman karena anak-anak yang
lainnya tidak mau berteman dengan dirinya, justru teman-temannya sering
mengejek Danli dan menjulukinya sebagai anak hutan.
Nah, meskipun ayahnya tersebut bukanlah ayah
kandungnya tetapi Danli sangat menyayanginya. Ia selalu menangis jika sakit
yang diderita ayahnya tersebut kambuh, dimana ayahnya selalu mengeluh sakit
pinggang dan menyebabkan ia tidak bisa bangun sama sekali. Dan selama ini
Danlilah yang selalu merawat ayahnya dengan penuh kasih sayang, ia selalu setia
menemani ayahnya tanpa mengeluh sama sekali.
Ayah angkatnya tersebut menuturkan bahwa ia ingin
pindah dan membawa Danli keluar dari hutan ini, namun apa daya dirinya tidak
bisa berbuat apa-apa karena ekonomi yang dialaminya sangatlah sulit. Ayahnya
tersebut terus mengkhawatirkan bagaimana nasib gadis kecil ini selanjutnya.
Begitu pula dengan Danli, ia selalu mengkhawatirkan kesehatan sang ayah. Bahkan
dengan polosnya gadis kecil ini mengatakan kepada ayahnya bahwa ayahnya
tersebut harus hidup lebih lama sampai 100 tahun, karena ia ingin terus
merawatnya seperti sekarang ini.
Nah sahabat, 8 tahun sudah gadis kecil yang tabah dan
pengertian ini hidup miskin bersama ayah angkatnya. Hidup miskin yang ia jalani
sudahlah terbiasa untuk dirinya dan juga ayahnya. Tidak peduli betapa susahnya
hidup mereka, Danli tidak akan pernah mendinggalkan ayah yang sangat
dicintainya dan ayahnya tersebut juga tidak bisa meninggalkan gadis kecil ini.
Mereka berdua saling memiliki serta mengasihi, dan inilah keluaraga yang pantas
untuk disebut keluarga.
Pada saat itu, Danli diundang kesebuah acara besar
dimana acara tersebut dihadiri oleh orang-orang penting. Disana Danli
menceritakan kisah hidupnya, dan kisah hidup dari gadis kecil ini mampu membuat
semua orang meneteskan air mata. Di acara itu juga Danli dan ayahnya
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, biaya kehidupan dan pendidikan serta
pengobatan ayahnya sudah ditanggung oleh pihak-pihak yang ingin membantunya.
Sungguh, luar biasa pengorbanan gadis kecil ini. Kita
do'akan semoga Danli dan ayahnya selalu disatukan dan hidup dalam kebahagiaan.
Seperti yang kita ketahui semua, bahwa kini zaman semakin mengalami kemajuan saja. Kemajuan zaman pada saat ini telah membawa pengaruh yang sangat besar pada kehidupan, dimana semua bidang kehidupan kini telah berkembang sangat pesat. Nah, dengan kemajuan zaman seperti ini maka kita telah dimanjakan dalam berbagai hal. Jika pada zaman dulu, kita harus dituntut untuk memasak jika ingin makan, namun berbeda halnya dengan sekarang. Sekarang ini sudah banyak sekali makanan cepat saji yang bisa memudahkan kita semua. Bahkan untuk mencapai ke tempat yang akan dituju pun kini sudah sangatlah mudah, kerana kini sudah tersedia beragam kendaraan.
Berjalan Kaki Selama 2
Jam Ke Sekolah dan Melolong Seperti Srigala Untuk Melindungi Diri
Komentar
Posting Komentar