Belajar dari Masa Lalu
Belajar dari Masa Lalu Senin, 10 Desember 2015 Oleh Tim AndrieWongso Sebagai orangtua kita sering kali dihinggapi kekesalan, ketika melihat anak-anak melakukan hal yang dianggap sudah melampaui batas. Dan hal tersebut sering membuat kita memberi julukan nakal pada anak-anak. Kita sering lupa bahwa kita pernah menjadi anak-anak juga. Melakukan banyak kenakalan juga. Dan, dari peristiwa kenakalan itu, justru kita belajar banyak untuk menjadi pribadi lebih baik. Masa lalu mengajarkan kita untuk berproses. Masa lalu bisa kita jadikan landasan untuk mendidik anak lebih baik lagi. Banyak hal tentang masa lalu yang bisa kita bagi pada anak-anak. Tujuannya jelas, agar anak-anak mendapatkan pelajaran hidup yang berharga, untuk bekal mereka di masa depan. Berikut beberapa langkah efektif untuk orangtua berbagi tentang masa lalu yang pernah dialaminya pada anak-anak, sehingga bisa jadi pembelajaran hidup bagi mereka: 1. Pilih waktu yang tepat Waktu yang tepat untuk kita belum tentu tepat untuk anak-anak. Maka carilah waktu yang paling tepat untuk kita dan anak-anak. Dan biasanya waktu yang tepat itu adalah waktu menjelang tidur dan di pagi hari. 2. Ceritakan yang bermanfaat Bercerita tentang masa lalu tentu mengasyikkan, tapi bukan berarti seluruh masa lalu bisa kita ceritakan pada anak-anak. Ada saatnya kita harus pintar memilih, bagian mana yang penting untuk diceritakan, dan bagian mana yang harus kita simpan sendiri. 3. Beri pesan yang jelas Pesan apa yang ingin kita sampaikan pada anak-anak dari cerita masa lalu, juga harus kita ucapkan dengan jelas. Jangan sampai kita hanya berhenti pada berkisah tanpa kesimpulan. 4. Jangan hanya sekali Bercerita dan berbagilah, tapi jangan hanya sekali dua kali. Karena pesan yang diterima anak-anak dari lingkungannya jauh lebih banyak. Maka lakukanlah berulang-ulang, dan lanjutkan dengan tindakan nyata tentang pembelajaran bagaimana sikap kita, yang berusaha menjadi pribadi lebih baik lagi. Sehingga, anak-anak benar-benar mendapatkan panutan yang jelas. 5. Hargai proses Setelah bercerita tentang masa lalu kita yang buruk, bukan berarti setelah itu anak-anak wajib menjadi sempurna. Biarkan anak-anak berproses dalam hidupnya. Jika mereka melakukan kesalahan seperti yang dulu kita lakukan—meskipun itu sudah kita ceritakan sebelumnya—itu tandanya mereka masih anak-anak. Mereka masih normal karena ingin melakukan sesuatu kesalahan dan belajar dari kesalahan itu
Komentar
Posting Komentar