Ketika Kamu Salah Jurusan: Lanjut Kuliah,atau berhenti ?
Masa remaja adalah masa meraba renjana. Makanya, memilih jurusan di
perguruan tinggi bisa jadi hal yang paling dilematis untukmu yang baru lulus
SMA. Ada siswa yang sudah punya gambaran ketika akan menentukan jurusan, ada
yang menyerahkan pilihan pada orang tua, ada pula yang masih bimbang kemana mau
melanjutkan studi. Memilih jurusan kuliah itu memang bukan hal mudah; ini
keputusan besar yang bisa mengubah hidupmu.
Lalu, apa yang harus kamu lakukan jika sudah mengambil suatu program studi,
dan di tengah jalan merasa tidak cocok dengan apa yang kamu pelajari? Haruskah
memulai dari awal dengan jurusan yang baru, atau terus melangkah meski setengah
hati?
1. Masa kuliah adalah tempat kamu menemukan jati
dirimu yang sebenarnya.
Kuliah adalah masanya kita
berinteraksi dengan dunia luar yang lebih
luas dan beragam. Kamu akan dihadapkan pada lebih banyak pilihan dibandingkan
dengan masa SMA. Kamu akan menemukan hal-hal baru yang memperluas wawasan kamu.
Di sanalah kita belajar mengenal diri
kita yang sebenarnya: apa yang sebenarnya kita cari dalam hidup ini.
Tapi, sebagian dari kita menemukan bahwa ternyata renjana kita gak sejalan
sama jurusan yang kita tekuni. Buat kamu yang udah sampai di titik ini, mungkin
kamu merasa menyesal dengan pilihan studi yang udah kamu ambil setelah lulus
SMA. Selamat! Kamu udah resmi salah jurusan.
2. Salah jurusan gak harus disesali.
Siapapun pasti pernah mengambil keputusan yang kurang tepat dalam hidupnya.
Jadi, kalo kamu merasa salah jurusan saat ini, gak usah menyesal. Lebih baik
perhatikan apa yang bisa kamu perbuat sekarang.
Ambil hikmah dari situasi ini; pandanglah kesadaran bahwa kamu salah
jurusan sebagai sebuah anugerah. Kamu udah bisa meraba siapa dirimu sebenarnya
dan apa yang kamu inginkan dengan hidupmu, jadi bersyukurlah. Banyak lho
orang-orang yang gak bisa mendapatkan kesadaran yang serupa. Karena tetap buta
akan apa yang sebenarnya mereka mau, akhirnya apa aja yang ada di hadapan
mereka akan mereka kejar.
3. Lalu, pindah jurusan atau tetap bertahan?
Oke, kamu udah salah milih jurusan. Tapi, itu artinya kini kamu punya dua pilihan
baru: pindah jurusan atau tetap bertahan di prodimu yang sekarang. Lantas, kamu
mesti gimana? Untuk menjawab mana yang bakal dipilih, kamu perlu
mempertimbangkan beberapa hal. Antara lain lamanya kuliah, biaya yang sudah
kamu keluarkan, dan seberapa cepat kamu bisa menyerap ilmu.
4. Sayang gak sih, kalo pindah jurusan sekarang?
Lamanya masa studi yang udah kamu tempuh bisa jadi bahan pertimbangan dalam
memutuskan untuk pindah jurusan atau enggak. Kalo kamu masih berada di
semester-semester awal, gak ada salahnya buat berkonsultasi dengan orang tuamu
tentang keinginanmu pindah jurusan. Yang namanya passion itu
memang harus dikejar sedini mungkin. Kalo memang dibolehkan, kamu bisa mencoba
ikut ujian masuk ke fakultas impianmu.
Tapi kalo kamu udah berada di semester akhir, kamu juga perlu
mempertimbangkan buat menyelesaikannya lho. Apalagi kalo kamu tinggal
menuntaskan skripsi untuk mendapat gelar sarjana. Mengingat waktu, tenaga, dan
biaya yang udah kamu keluarkan, sayang banget kalo studimu gak diselesaikan
cuma gara-gara kamu galau, padahal kamu mampu.
5. Ingatlah pencapaian yang udah kamu gapai selama
bertahun-tahun kuliah.
Meskipun prodi yang kamu tekuni bukan panggilan jiwamu, bukan berarti kamu
gak mampu, ‘kan? Nyatanya banyak kok mahasiswa yang salah jurusan tapi bisa
lulus dengan IPK di atas tiga, meski bukan lulusan terbaik. Kalo memang udah
tanggung, selesaikan aja apa tugasmu dan bikin orang tuamu bangga.
Ingat juga semua teman baikmu satu prodi yang selama ini bareng-bareng sama
kamu, serta semua pengalaman yang kamu dapatkan dari mereka. Kamu berkembang
sampai kayak gini juga mungkin karena andil mereka dalam hidupmu. Meski salah
jurusan, gak ada salahnya lulus bareng-bareng sama mereka.
6. Waktu gak akan menunggumu.
Udah berapa lama kamu kuliah? 3, 4 tahun? Memutuskan buat pindah jurusan
setelah bertahun-tahun menempuh studi tentu sah-sah aja. Tapi, waktu yang udah
kamu investasikan buat kuliah juga gak bisa ditarik kembali.
Coba kita simulasikan. Anggap saja usiamu saat ini 22 tahun dan udah
menempuh studi selama 8 semester — tinggal selesaiin skripsi doang nih. Lalu,
kamu memutuskan buat pindah jurusan dan memulai semua dari awal. Artinya, kamu
perlu waktu setidaknya 4 tahun lagi untuk menempuh studi di jurusan yang kamu
inginkan. Berarti, paling cepat kamu lulus usia 26. Itupun kalo tepat waktu.
Semakin berumur dirimu, semakin sulit kamu mendapatkan pekerjaan yang kamu
impikan kalo gak punya pengalaman. Daripada kamu mengulang dari awal, lebih
baik kamu belajar mandiri sambil mencari pengalaman yang sesuai dengan
renjanamu.
7. Ijazah hanya bisa didapat lewat kuliah, tapi ilmu
bisa didapat dengan berbagai cara.
Nah, kamu masih punya kesempatan yang lebar untuk
menggapai pekerjaan impianmu meski latar pendidikanmu gak sejalan. Kecuali profesi
yang kamu inginkan itu butuh keahlian yang spesifik–seperti dokter, insinyur,
ahli ekonomi, ahli bahasa, atau pengacara–kamu bisa kok mempelajari ilmunya
secara mandiri atau otodidak.
Jadi, sembari berusaha merampungkan studimu dengan sebaik mungkin, kamu
bisa memanfaatkan waktu luangmu buat mengasah skill yang
penting buat menggapai renjanamu nanti.
8. Lalu, jika kamu masih di semester awal dan ingin
pindah, apa kamu sudah mantap?
Sebelum kamu memutuskan kamu merasa gak cocok di prodimu yang sekarang dan
pengen pindah jurusan, coba ditelaah lagi deh. Apakah jurusan yang kamu tuju
memang sejalan dengan passionmu, atau kamu sebenarnya hanya gak betah dengan
jurusan yang sekarang? Ingat, biaya masuk kuliah itu gak murah. Kalo memang
ingin pindah, pastikan kamu mantap dengan pilihanmu.
9. Kuliah di jurusan apa pun, kamu tetap akan
merasakan titik jenuh.
Kalau kamu merasa jenuh dengan kuliahmu yang salah jurusan, apa dikira kamu
gak bakal jenuh jika mengambil jurusan yang sesuai renjanamu? Belum tentu. Mau
kamu kuliah di mana pun, rasa jenuh akan rutinitas tetap akan menghinggapimu.
Begitu pula saat kamu bekerja sesuai passion-mu. Rasa jenuh
tetap akan menghinggapimu jika kamu terus dihadapkan dengan rutinitas. Bedanya,
kamu jauh lebih ikhlas untuk tenggelam dalam rutinitas jika pekerjaanmu adalah
renjanamu.
10. Salah jurusan bukan alasan buat malas kuliah.
Terjebak di jurusan yang gak sesuai dengan renjanamu memang kurang
menyenangkan. Tapi, itu bukan alasan buat malas kuliah lho, terutama buat kamu
yang sudah menempuh tahun ketiga dan keempat. Anggap saja lulus dari sana
adalah tantangan yang mesti kamu hadapi untuk menjadi dewasa yang seutuhnya.
Ingat, saat kamu benar-benar dewasa nanti, terkadang kamu harus melakukan
hal-hal yang gak ingin kamu lakukan; ini adalah realitas hidup yang gak bisa
kamu sangkal. Jadi, alih-alih mengeluh dan jadi ogah-ogahan, lebih baik kamu
menjawab tantangan yang sudah diberikan Tuhan untuk menaikkan levelmu.
Salah jurusan bukan berarti akhir dari segalanya, kamu tetap bisa menggapai
cita-citamu dan menjadi dirimu sendiri kok. Tetaplah bertahan, hadapi tantangan
yang ada, dan jalani semua dengan kerelaan. Dengan begitu kamu akan menjadi
manusia dewasa yang sebenarnya.
Komentar
Posting Komentar